Tanda Baca dan Emosi

"Namanya 'Titik', tanda baca ini sering kali diartikan sebagai bentuk kemarahan seseorang."

Halo!

Kembali lagi, nih, bersama Rizki Audina, si bloger amatiran yang menulis sesuai mood-nya. Oh, iya, selamat memasuki bulan Zulhijah, ya, kawan-kawan. Selamat berkurban perasaan, canda perasaan. Hehehe.

Kali ini kita akan membahas tanda baca dan emosi yang sering dikaitkan dengannya. Emosi yang dimaksud di sini ialah kemarahan.

Bagi sebagian orang, terdapat perbedaan penafsiran mengenai tanda baca yang sering kita bubuhkan pada pesan di media sosial kita masing-masing. Meskipun kita—sang penulis—merasa telah menyampaikan pesan itu dengan kalimat yang baik lagi santun, pada kenyaatannya tak semua orang bisa menerima dan mengartikannya dengan baik pula.

Salah satunya ialah tanda titik. Tanda baca ini sering kali diartikan sebagai bentuk kemarahan seseorang. Di media sosial, khususnya pada aplikasi berkirim pesan sering kali terjadi kesalahpahaman akibat tanda baca ini.

Ketika sedang berkirim pesan

Teman: Kamu jadi ke rumahku?

Aku: Enggak jadi.

Teman: Kenapa? Kamu marah?

Aku: Hah? Enggak, kok.

Teman: Terus kenapa enggak jadi? Mana chat-nya pakai tanda titik semua lagi

Beberapa kali aku dihadapkan pada situasi seperti itu. Padahal, menulis pesan dengan gaya seperti itu merupakan satu pilihan dari banyaknya cara untukku belajar mengenai kaidah kepenulisan dan bahasa. Selain itu, ini juga bentuk pembiasaan dalam membubuhkan tanda baca yang benar di akhir setiap kalimat.

Oh, iya, tak hanya tanda baca, perihal menjawab dengan singkat dan menulis dengan huruf kapital pun sering kali dianggap sebuah masalah kemarahan. Padahal, menurutku emosi yang muncul ketika membaca suatu kalimat itu adalah hasil dari pengartian diri sendiri. Namun, begitulah adanya, kalimat memang mudah sekali disalahartikan.

Sebagai solusi, aku rasa kini kita dapat menambahkan emoji di akhir kalimat. Meski tidak menjamin akan hilangnya kesalahapahaman tersebut, setidaknya ada usaha untuk meminimalisasinya.

SELAMAT MENCOBA, YA. SEMOGA TIDAK SALAH PAHAM LAGI.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. berarrti kalau saya bilang TERIMA KASIH ini bilang nya gak ikhlas lah ya, karena kapital semua kata katanya nih. Kadanng sudah lama gak belajar bahasa indonesia yang baik dan benar bisa bisa besalahan ngomong nya

    BalasHapus