Mari Berkenalan!


Aku mulai berkenalan dengan dunia sastra—khususnya puisi—ketika masa sanawiah. Saat itu, aku tak memiliki ilmu mengenai sastra dan juga cara penulisannya. Aku hanya gemar membaca puisi-puisi di koran yang sering dibawa pulang oleh ayah atau koran yang tergeletak di warung kopi saudaraku; membaca kata demi kata yang menurutku bagus dan memiliki magisnya tersendiri.

Dengan kegemaran tersebut, aku pun mulai menulis kata-kata. Namun, aku merasa tak percaya diri dan sering kali membuang tulisanku sendiri. Di sanawiah, aku juga sempat beberapa kali membacakan puisi di depan khalayak ramai. Meski dengan sedikit paksaan dan ketakutan.

Masuk ke aliah, kegemaran itu terus tumbuh. Selain menulis di buku tulis, aku juga mulai menulis kata-kata itu di laptop, juga dalam bentuk takarir di Instagram dan status di media sosial lainnya—sampai aku disebut "ratu baper". Aku juga menjadi lebih serius ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Makin sering mencari referensi bacaan mengenai hal-hal yang berbau bahasa dan sastra.

Hal itu karena seorang guru pernah mengingatkanku, "Tulis saja, jangan dibuang atau ubah saja media tulisnya. Simpan di laptop. Jelek, tulis lagi, jelek, tulis lagi. Namun, jangan dibuang, jadikan itu pelajaran."

Kegemaran ini berlanjut hingga masa perkuliahan bahkan sekarang. Aku mengikuti organisasi pers yang kesehariannya tak bisa berpisah dengan kepenulisan—walau tak melulu sastra. Namun, itulah luar biasanya. Aku jadi bisa belajar lebih banyak, kini bukan hanya puisi yang dapat kutulis, melainkan jenis tulisan lainnya, seperti cerpen dan berita.

Ada banyak perjalanan yang dimulai dengan menulis. Ikut berbagai pelatihan, lomba, serta kegiatan lainnya. Dengan menulis pula beberapa pintu rezeki terbuka. Sekarang, aku sudah—lumayan—mengenal apa itu sastra, meski masih ada kekurangan dalam memahami dan menuliskannya.

Aku bertekad untuk mengenalnya lebih dalam dengan terus mempelajarinya. Alhamdulillah pula aku memiliki lingkungan pertemanan yang cukup baik untuk bisa saling belajar dan berbagi ilmu. Informasi dan referensi bacaan dari internet serta media sosial pun sangat bermanfaat. Banyak akun yang membahas tentang bahasa, sastra, dan kepenulisan. Tinggal bagaimana niat dan kemauan kita untuk belajar, di dunia serba digital ini semuanya bisa didapatkan dengan mudah.

Tak tertarik, maka tak ingin berkenalan. Lalu, tak kenal, maka tak sayang. Kalau tak sayang, bagaimana kita mau mencari tahu tentang hal tersebut lebih jauh dan mempelajarinya? Oleh karena itu, ayo kita berkenalan! Eh.

Salam hangat,

Rizki Audina.







Posting Komentar

0 Komentar